Rabu, 11 Mei 2016

Contoh Job Safety Analysis Pengelasan

By M.Rahmat Efendi Tamuru Categories: Industrial company, Kesker

Ada berbagai tindakan pencegahan kecelakaan yang harus diambil pada saat pengelasan, beberapa hal penting yang harus di perhatiakn disini diantaranya adalah peralatan dan bahan yang terlibat dalam pengelasan yang dapat menyebabkan cedera serius atau kematian. Panas, percikan api, gas berbahaya dan sinar ultraviolet adalah bagian dari lingkungan pengelasan.
Hal hal yang perlu di perhatikan dalam analysis safety pengelasan antara lain adalah
A Clean Workspace
Sebuah ruang kerja yang bersih sangat penting untuk keselamatan pengelasan. Untuk menghindari kecelakaan pada bagian dari tukang las atau individu dekat tukang las, lantai ruang kerja harus dibersihkan dari semua benda dan zat untuk memastikan pijakan yang tepat dari setiap orang di sekitar obor las. Selain itu, proyek pengelasan harus jelas dari bahan asing atau non-esensial. Untuk mencegah awal kebakaran, tukang las juga harus membersihkan setiap masalah yang mudah terbakar terhadap benda asing yang berserakan pada area kerja. Sebuah ruang kerja terorganisir adalah ruang kerja yang aman.
Project Your Eyes
Proses hasil pengelasan dalam penciptaan sinar ultraviolet, yang bisa sangat merusak mata manusia. Paparan sinar ultraviolet dapat menyebabkan peradangan pada kornea. Hal ini juga dapat menyebabkan pembakaran dari retina, yang dapat mengakibatkan kebutaan. Karena itu, sangat penting bahwa langkah-langkah harus diambil untuk melindungi mata dari tukang las dan mata orang-orang dekat atau di sekitar lokasi pekerjaan. Apakah dalam bentuk perisai las atau kacamata, kacamata pelindung harus digunakan setiap saat oleh tukang las beserta orang-orang di sekitar pekerjaan pengelasan. Tukang las yang bekerja di ruang di mana ada banyak orang di sekitar harus bekerja menjadi tirai pengelasan.
Precautions Against Heat
Pekerjaan Welding (pangelasan) melibatkan logam yang mencair, yang membutuhkan temperatur yang sangat tinggi. Selain itu, pekerjaan las yang paling menghasilkan bunga api suhu tinggi yang dapat membakar kulit. Oleh kena itu Tukang las di haruskan memakai sarung tangan dan pakaian pelindung yang kokoh.
Dangerous Gases and Particles
Proses pengelasan logam atau sekering pada hasil suhu tinggi dapat menciptakan asap dan gas berbahaya . Tukang las bekerja pada proyek-proyek yang akan mengambil jangka waktu yang lama harus menggunakan pasokan masker oksigen untuk mencegah inhalasi . Ruang kerja tertutup harus dilengkapi dengan sistem ventilasi yang berfungsi. Mereka yang melakukan proyek-proyek yang lebih kecil terhadap pengelasan harus menggunakan masker pernapasan dan bekerja dekat pasokan udara segar. Menghirup gas atau zat hasil dari pengelasan dapat menyebabkan iritasi paru-paru serius dengan jangka panjang yang melibatkan masalah pernapasan, serta kerusakan ginjal dan sistem saraf pusat.
Know Your Equipment
Untuk melakukan pekerjaan pengelasan,harus melakukan inspeksi penuh dari semua peralatan yang akan digunakan . Tidak peduli seberapa besar atau kecil proyek, peralatan rusak dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius, cedera atau kematian. Selain itu, individu yang baru dalam melakukan pengelasan harus selalu bekerja dengan pendamping atau kontrol seorang tukang las yang berpengalaman sampai mereka cukup terdidik dalam seluk-beluk pekerjaan pengelasan tersebut dan peralatan. Mereka yang terbiasa dengan pengelasan harus berkonsultasi dengan tukang las bersertifikat profesional, bukan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan pengelasan tanpa pengetahuan prosedural dan keselamatan yang tepat.
Di Bawah Ini adalah Contoh Job Safety Analisis Pengelasan (Job Hazard Analysis
welding Operations) yang di buat dalam tebel
Contoh Job Safety Analysis Pengelasan dalam TabelContoh Job Safety Analysis Pengelasan dalam Tabel Contoh Job Safety Analysis Pengelasan dalam Tabel

Contoh Lembar Checklist Amdal Gedung

By M.Rahmat Efendi Tamuru Categories: Industrial company, Manajemen K3

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), merupakan sebuah aturan kajian atau konsekuensi tentang pengambilan keputusan terhadap penyelengaraan usaha terhadap lingkungan atau proyek-proyek tertentu seperti konstruksi bangunan atau pengoperasian pabrik , yang telah menjadi metode yang semakin umum dan berguna untuk menentukan kelayakan lingkungan dari suatu proyek. Meskipun format agak berbeda dari organisasi ke organisasi, peningkatan peraturan pemerintah menuntut penyelesaian AMDAL dapat menetapkan persyaratan tertentu untuk penilaian yang telah menghasilkan serangkaian praktik terbaik dan alat umum untuk AMDAL yang paling efektif.
Checklist amdal terhadap dampak lingkungan gedung merupakan cara untuk menganalisa mengenai dampak di seluruh lingkungan gedung yang merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan gedung itu sendiri dari aktivitas manusia. Adapun dari contoh checklist secara umum di buat dapat anda lihat di bawah ini :
Contoh Lembar Checklist Amdal Gedung
Contoh Lembar Checklist Amdal GedungContoh Lembar Checklist Amdal GedungContoh Lembar Checklist Amdal Gedung Contoh Lembar Checklist Amdal Gedung Contoh Lembar Checklist Amdal Gedung Contoh Lembar Checklist Amdal Gedung Contoh Lembar Checklist Amdal Gedung Contoh Lembar Checklist Amdal Gedung

Pengertian Mitigasi dalam K3

 By M.Rahmat Efendi Tamuru Categories: Kesker, Manajemen K3


Mitigasi dalam k3 adalah upaya atau langkah-langkah untuk menghindari atau mengurangi dampak bahaya yang akan menjadi bencana atau untuk mengurangi efek dari bencana ketika hal tersebut terjadi.
Tahap mitigasi berbeda-beda karena berfokus pada jangka panjang terhadap langkah-langkah untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Penerapan strategi mitigasi dapat dianggap sebagai bagian dari proses pemulihan jika diterapkan setelah bencana terjadi. Namun, bahkan jika diterapkan sebagai bagian dari upaya pemulihan, tindakan yang mengurangi atau menghilangkan risiko dari waktu ke waktu masih dianggap upaya mitigasi.
Tindakan Mitigative bisa struktural maupun non-struktural. Langkah-langkah struktural menggunakan solusi teknologi, seperti tanggul banjir. Non-struktural meliputi tindakan legislasi, perencanaan penggunaan lahan (misalnya penunjukan lahan yang tidak penting seperti taman untuk digunakan sebagai zona banjir), dan asuransi. Mitigasi adalah metode yang paling hemat biaya untuk mengurangi dampak dari bahaya. Namun, mitigasi tidak selalu cocok dan struktural khususnya mitigasi yang dapat memungkinkan memiliki efek buruk pada ekosistem.
Beberapa aktifitas yang di lakukan untuk mitigasi adalah identifikasi terhadap risiko. Contoh penilaian risiko Fisik mengacu pada proses untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi bahaya seperti gempa bumi dan banjir .

Contoh Pembuatan Tabel Mitigasi K3 Terhadap Bencana
Contoh Pembuatan Tabel Mitigasi K3 Terhadap Bencana

Berbagai bentuk komitmen yang dapat ditunjuhkan oleh pimpinan dan manajemen dalam K3

Pimpinan dan manajemen dalam K3

Berbagai bentuk komitmen yang dapat ditunjuhkan oleh pimpinandan manajemen dalam K3 antara lain:
• Dengan memenuhi semua ketentuan K3 yang berlaku dalm organisasi,seperti pengunaan alat keselamatan yang diwajibkan dan pensyratan K3 lsinnya.
• Memasukkan isu K3 dalam setiap kesempatan,rapat manajemen dn pertemuan lainnya.
• Secara berkala dan konsisten mengkomunikasikan keinginan dan harapan mengenai K3 kepada semua pemangku kepentingan.
• Melibatkan diri dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan K3 seperti pertemuan keselamatan ,kampanye keselamatan dan kesehatan kerja,pertemuan audit K3,
• Memberikan dukungan nyata dalam bentuk sumber daya yang diperluhkan untuk terlaksananya K3 dalam organisasi.
• Memberikan keteladanan K3 yang baik dengan menjadikan K3 sebagai bagian internal dalam setiap kebijakan organisasi.

Minggu, 24 April 2016

Sosialisasi dan Workshop Penyusunan Dokumen CSMS

Selat Panjang Propinsi Riau, 26-28 Februari 2013, kegiatan sosialisasi dan workshop penyusunan dokumen CSMS untuk PraKualifikasi tender yang diikuti puluhan kontraktor lokal diadakan oleh sebuah perusahaan produksi Minyak dan Gas Bumi di Provinsi Riau..
Dalam kegiatan tersebut, terlebih dahulu disosialisasikan prosedur menjadi rekanan oleh bagian SCM (Supply Chain Management) yang selanjutnya disampaikan pentingnya aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lindungan Lingkungan dalam kegiatan operasi industri Minyak dan Gas oleh departemen Safety Health and Environment (SHE). 
Workhop CSMS kali ini juga memfokuskan bagaimana kontraktor menjawab Questionnaire CSMS untuk Prakualifikasi Tender dan  penyusunan dokumen yang akan disubmit untuk evaluasi pra-kualifikasi CSMS.


Peserta serius memperhatikan uraian yang disampaikan..
.

Peserta mempelajari Questionnaire CSMS



Peserta secara berkelompok menyusun contoh dokumen CSMS sesuai Questionnaire


Saya sebagai pemateri berfoto bersama dengan peserta workshop di akhir kegiatan

Pra-Kualifikasi PK3LL (Pre-Qualification CSMS)

Pra-kualifi kasi adalah langkah pertama dalam Pengelolaan K3 dan perLindungan Lingkungan Kontraktor (CSMS)untuk menjaring kontraktor yang mampu dalam mengelola Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berisiko.

Proses pra-kualifikasi dilakukan untuk mendapatkan informasi dasar mengenai kontraktor, seperti :

  1. Komitmen dan kepemimpinan kontraktor mengenai Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan;
  2. Kebijakan dan tujuan strategis;
  3. Komunikasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan, pelatihan, manajemen sub- kontraktor, standar pelaksanaan;
  4. Manajemen Bahaya dan Dampak;
  5. Perencanaan dan prosedur;
  6. Implementasi dan pengawasan pelaksanaan;
  7. Prosedur audit dan peninjauan;
  8. Ciri-ciri tambahan lainnya

Tidak diwajibkan semua pekerjaan membutuhkan prakualifikasi. Ada beberapa kondisi dimana kontraktor tidak perlu melalui tahap pra-kualfi kasi, antara lain:

  • Pekerjaan yang digolongkan dalam Risiko Rendah.
  • Pekerjaan yang digolongkan dalam Risiko Sedang.
  • Kontraktor yang sudah lulus pra-kualifi kasi sebelumnya dan masih berlaku sesuai yang telah ditetapkan oleh main Kontraktor KKS/JOB.
Untuk pekerjaan berisiko tinggi, pra-kualifi kasi PK3LL Kontraktor / CSMS harus dilakukan sebelum tender. Hanya kontraktor yang memenuhi syarat dalam pra-kualifi kasi PK3LL Kontraktor yang boleh mengikuti tender.Oleh karena itu, tidak peduli seberapapun harga bersaing yang ditawarkan kontraktor, atau seberapa bagus pun jasa yang ditawarkan oleh kontraktor, jika tidak lulus Pra Kualifikasi CSMS tidak dapat ikut proses tender pekerjaan beresiko tersebut.

sumber: PTK - BPMIGAS

Tahapan CSMS (Contractor Safety Management System)

kali ini kami akan coba sampaikan bagaimana sebenarnya tahapan dalam penerapan CSMS terutama di industri Minyak dan Gas Bumi yang kita ketahui memang memiliki resiko tinggi. 
Oleh karena itu penerapan CSMS atau apapun istilah nya pada masing-masing perusahaan (CHESMS, CSHEMS, CSMS) diterapkan benar-benar konsisten pada setiap pekerjaan yang akan dikontrakkan kepada kontraktor.
Tahapan CSMS adalah sebagai berikut:

1) Penilaian Risiko
Tahapan Penilaian Risiko adalah tahap awal untuk mengkaji sejauh mana risiko pekerjaan yang akan
dikontrakkan.Pada tahapan ini, main kontraktor  (user) akan melakukan risk assessment untuk menentukan apakah pekerjaan yang akan dikontrakkan merupakan pekerjaan beresiko tinggi, sedang atau rendah. Dari assessment tersebut pula akan ditetapkan kriteria kontraktor untuk sebuah pekerjaan atau perlu atau tidaknya tahapan Pra Kualifikasi K3LL dilakukan untuk pengadaan kontrak tersebut.
2) Pra-Kualifikasi
Tahapan Pra-Kualifikasi adalah tahap penyaringan kontraktor yang potensial. Pada tahapan ini, penyaringan kontraktor dilakukan sesuai dengan hasil penilaian resiko pekerjaan yang dikontrakkan. Untuk pekerjaan yang beresiko tinggi, tentunya ditetapkan standar penilaian kontraktor yang tinggi pula. Seperti pada beberapa perusahaan menetapkan nilai skor tertentu yang harus dicapai saat pra kualifikasi oleh kontraktor yang ingin mengikuti tender.
3) Seleksi
Tahapan Seleksi adalah tahap proses pemilihan kontraktor pelaksana, melalui proses tender dengan
mempertimbangkan semua aspek, termasuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan. Namun biasanya pada tahapan ini yang terbesar perhatiannya adalah aspek teknis dan komersial. Karena aspek K3LL telah lebih teliti di nilai pada Pra Kualifikasi.
4) Kegiatan Pra-Pekerjaan
Tahapan Kegiatan Pra-Pekerjaan adalah tahap untuk memastikan bahwa aspek-aspek yang relevan dengan perencanaan pekerjaan, termasuk kajian risiko telah dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak terkait, sebelum pelaksanaan kontrak setelah ditentukannya kontraktor pemenang tender.
5) Pekerjaan Sedang Berjalan
Tahap Pekerjaan Sedang Berjalan adalah tahap untuk menjamin agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana. Pada tahapan ini dilakukan inspeksi K3LL oleh perusahaan kepada kontraktor dilapangan/

6) Evaluasi Akhir
Tahap Evaluasi akhir, adalah tahap untuk mengevaluasi kinerja kontraktor dan sebagai umpan balik kepada Tim Management terkait. Bagi kontraktor penilaian ini dapat menjadi bahan untuk improvement penerapan sistem K3LL nya, dan bagi perusahaan pemberi kerja penilaian ini akan masuk data bank. Jika kontraktor memiliki evaluasi akhir yang baik, maka perusahaan akan segera mengundangnya untuk tender pekerjaan sejenis selanjutnya..

(sumber PTK BPMigas)....